TAUKAH ANDA| Anak terlalu pemalu atau terlalu berani, biasanya terdapat kerusakan otak, seperti yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus. Sikap berani atau pemalu yang ekstrem juga terlihat pada anak-anak yang sering menerima perlakuan negatif dari orangtuanya. Tanpa disadari, perlakuan ini bisa menyebabkan otak anak mengalami kerusakan.
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak, saraf otak mereka masih dalam proses saling bersambungan. Ketika orangtua sering membentak anak, memarahi, atau merendahkan dengan kata-kata dan perbuatan kasar, serta beragam sikap tak baik lainnya, maka jiwa anak menjadi tertekan.
Tekananlah yang membuat kerusakan dan gagalnya proses persambungan sel-sel saraf otak tersebut. Jika mengalami kerusakan, tentunya perlu waktu untuk membangunnya kembali. Perbaikan pun tak berlangsung sempurna karena bekas kerusakan terlanjur terjadi.
Selain itu, anak yang selalu disikapi negative, akan membentuk cara berpikir yang tidak optimal. Informasi yang diterima anak hanya sampai pada batang otak saja, tidak mencapai pusat otaknya, sehingga sulit baginya untuk berpikir logis.
Sebagai orang tua, diperlukan pola asuh yang dapat membuat anak nyaman, bahagia, membuat percaya diri tanpa membuatnya manja. Bersikaplah cermat dan berhati-hati menghadapi anak, berbicara dengan intonasi lembut, dan mampu bersikap luwes di segala situasi. Semua ini akan membantu anak memiliki pengalaman positif dalam suasana berbasis nilai selama proses tumbuh kembang mereka, baik kognitif ataupun emosinya.
Dalam Living Values Education untuk Orangtua, terdapat keterampilan-keterampilan yang membuat orang tua untuk melakukan pengasuhan yang berbasis nilai.
Mari bergabung bersama untuk menciptakan anak-anak yang memiliki karakter, dan berawal dari keluarga. Selamat mencoba!
[Referensi: Tabloid Nakita, http://female.kompas.com/…/Akibat.Perlakuan.Negatif.Orangtu…]