Bagaimana awal mula Anda mengenal LVE?
Awal mula saya mengenal LVE pada saat kuliah di tahun 2015. Saya mengikuti workshop LVE untuk pertama kalinya di Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF) yang diinformasikan oleh seorang senior di kampus keguruan. Workshop tersebut difasilitasi oleh Iqbal Hasanudin (almarhum), Nanang Sunandar, Mba Khodijah, dan Mba Rifah.

Sejak kapan Anda menjadi Trainer dan mengapa mau berkomitmen menjadi Trainer LVE?
Saya menjadi Trainer sejak tahun 2016. Saya berkomitmen menjadi Trainer LVE karena dengan metode LVE saya merasa nyaman dengan metode-metode menghidupkan nilai dalam aktivitas menggali dan mengenali perasaan kita lebih dalam, dan juga merasa memiliki alaram dan pengingat untuk selalu bisa menghidupkan nilai dalam setiap kondisi. Hingga saat ini, menurut saya pengalaman-pengalaman bersama LVE itu menjadi pengalaman yang paling berharga untuk diri saya sendiri dalam hal pengembangan diri.

Apa kesibukan Anda akhir-akhir ini?
Saat ini saya sebagai Ibu Rumah Tangga dan juga Pekerja Sosial yang mendampingi Ibu-ibu pra sejahtera penerima Bantuan Sosial dari Kementrian Sosial. Tugas saya mendampingi Ibu-ibu tersebut dalam hal mengubah pola pikir dan pola hidup yang lebih baik dalam hal pengasuhan anak, pengelolaan keuangan, lebih sadar atas kesehatan dan gizi keluarga, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kehidupan keluarga.

Apa harapan Anda untuk LVE di Indonesia?
Harapan saya semoga LVE Indonesia semakin sukses kedepannya serta semakin intens dan rutin mengadakan pertemuan trainer baik secara daring maupun luring.