Bagaimana awal mula Anda mengenal LVE?

Awal mula saya mengenal LVE ketika saya dikenalkan oleh sahabat saya yaitu almarhum Kang Iqbal. Waktu itu saya pernah cerita kepada beliau bahwasannya ada rasa kegundahan dalam diri saya ketika diamanahkan untuk mengelola Lembaga PAUD. Saya pikir bahwa ini adalah amanah yang luar biasa, sehingga muncul apa yang harus saya berikan? Bukan hanya sekedar kognitifnya saja tapi lebih ke apa yang harus diberikan supaya bisa menjadi nilai bagi anak-anak. Maka yang terbersit adalah Pendidikan karakter. Dari situ saya mencari-cari dan berbincang bersama Kang Iqbal.

Lalu beliau mengenalkan saya dengan LVE, Beliau menyebarkannya melalui satu flyer pelatihan LVE di Karuna Bali dan saya bertolak kesana walaupun sendirian dan itu adalah pertama kali saya naik pesawat. Setelah saya belajar disana selama 3 hari, banyak insight yang saya dapatkan dan itu dirasakan bukan hanya untuk diri saya sendiri tapi juga untuk keluarga. Oleh sebab itu lalu saya sebarkan lagi LVE untuk teman-teman guru yang sama-sama mengabdi di PAUD KHALIDYA. Setelah para pendidiknya kemudian kita hidupkan untuk anak-anak. Banyak hal dari kegiatan-kegiatan yang bisa kita kaitkan dengan  nilai-nilai yang ingin kita hidupkan.

Sejak kapan Anda menjadi Trainer?

Saya menjadi trainer sejak tahun 2017, dan itu tergerak karena saya merasa banyak sekali manfaat dari LVE sehingga saya ingin berbagi kepada orang banyak. Meskipun pernah ada kendala-kendala, seperti misalnya trainer tidak dilepas langsung begitu saja, sehingga harus ada seniornya yang membimbing. Di situ kami agak keberatan, sebetulnya kami sangat bersyukur dengan adanya pembimbing dan senior, tetapi kendalanya yaitu ketika kita ingin berbagi di tempat-tempat yang terpelosok atau sekolah-sekolah yang memang minim secara finansial. Dari saya pribadi pasti membantu karena memang dekat dengan wilayah saya, tetapi ketika saya harus mengajak teman-teman trainer yang lain saya harus memikirkan minimal untuk transportasi teman-teman trainer. Itu yang terkadang menjadi kendalanya.

Mengapa Anda mau berkomitmen menjadi Trainer LVE?

Adapun mengapa saya mau berkomitmen menjadi trainer adalah dikarenakan saya mrasakan bahwa insight yang saya dapatkan dari LVE dalam kehidupan sehari-hari tentang bagaimana anak-anak saling menghidupkan nilai di keluarga kami, antara saya dengan suami dan anak-anak sangat terasa. Sehingga saya memilih untuk berkomitmen dan ingin terus berbagi mengenai LVE .

Apa kesibukan Anda akhir-akhir ini?

Saat ini saya mendampingi teman-teman guru di PAUD KHALIDYA, disini ada 10 orang guru dan juga 66 orang anak.

Apa harapan Anda untuk LVE di Indonesia?

Yang paling saya harapkan adalah ada yang konsen di level Pendidikan Anak Usia Dini yang menjadi pondasi. Sehingga banyak aktivitas-aktivitas nilai yang bisa kita sajikan kepada anak-anak dan anak mudah mencerna apa itu damai, penghargaan, dan kasih sayang, itu diaktualisasikan dengan kegiatan-kegiatan. Memang ada buku aktivitas nilai yang 7 tahun, hanya saja itu merupakan terjemahan dari buku, sehingga kita merasa ingin ada suatu kegiatan yang murni dari kita sehingga sesuai dengan karakteristik, situasi, dan lingkungan kita. Hal ini yang kadang membuat saya tidak bisa berpikir ketika sendirian. Harapan saya agar ada team yang khusus konsen di PAUD, karena saya diamanahkan mengelola Lembaga PAUD sehingga saya lebih banyak menuntut disitu, apalagi PAUD adalah pondasi .